JellyPages.com

Minggu, 21 Juni 2015

Liberalisasi dalam Perekonomian Negara




Topik    : 14. Kebijakan Persaingan, Daya Saing, Liberalisasi, Globalisasi, dan Regionalisasi


Di dalam suatu negara istilah liberalisasi sudah banyak yang mengetahui dan tentu ada kaitannya juga dengan globalisasi yang semakin marak di bidang apapun saat ini. Kedua hal tersebut menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan jika kita membicarakan perekonomian suatu negara. Liberalisasi merupakan suatu proses untuk menetapkan paham liberal dalam kehidupan ekonomi dan tata negara. Liberalisasi terjadi akibat globalisasi yang masuk dan mempengaruhi banyak aspek. Liberalisasi ini sendiri menunjuk kepada menurunnya batas – batas yang telah mengatur segala kegiatan usaha sehingga terdapat paham baru di dalam pelaksanaan kegiatan usaha tersebut yaitu paham liberal. Liberalisasi sudah terjadi di banyak aspek kehidupan ekonomi negara seperti perdagangan, agrarian, serta migas dan lainnya, terlebih lagi seiring diadakannya AEC 2015 dimana memungkinkan liberalisasi tidak hanya terjadi pada aspek perdagangan saja tetapi juga akan ada liberalisasi pada tenaga kerja dan modal, sehingga semakin meluasnya liberalisasi. Di dalam AEC 2015 terdapat 4 hal yang harus diantisipasi seperti dikutip dari hukumonline.com seorang pengamat mengatakan implementasi AEC bukanlah liberalisasi ekonomi yang pertama di ASEAN, dan memandang ada 4 isu penting yang perlu diperhatikan untuk segera diantisipasi oleh pemerintah, yaitu “implementasi AEC berpotensi menjadikan Indonesia sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di kawasan ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam mininal, tetapi defisit neraca perdagangan barang Indonesia yang saat ini paling besar di antara negara-negara ASEAN semakin bertambah. Lalu, implementasi AEC akan semakin melebarkan defisit perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang, implementasi AEC juga akan membebaskan aliran tenaga kerja sehingga Indonesia harus mengantisipasi dengan menyiapkan strategi inilah yang disebut liberalisasi tenaga kerja. Serta implementasi AEC akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN.” Keempat isu penting tersebut tentu perlu antisipasi dari pemerintah agar Indonesia dapat siap menghadapi AEC 2015 dan bisa mengendalikan laju liberalisasi dalam ekonomi negara.
Perlu diingat bahwa liberalisasi dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, seperti misalnya dilihat dari peningkatan kinerja perdagangan. Namun, liberalisasi juga dapat memberikan dampak negatif dilihat dari sebagian besar negara yang justru mengalami kerusakan pada perekonomiannya secara sistematis.
Diharapkan pemerintah dapat menyiapkan strategi yang efektif dalam mengendalikan liberalisasi di Indonesia dengan mengambil dampak positifnya dan mengurangi dampak negatifnya bagi perekonomian negara.



Referensi:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt526e4f67b3b6e/empat-hal-yang-harus-diantisipasi-dalam-aec-2015

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. Bahan Ajar Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Kenari.

Kamis, 18 Juni 2015

Masalah Ketahanan Pangan yang Perlu diatasi




Topik    : 13. Ketahanan Pangan Nasional

Ketahanan pangan merupakan ketersediaan bahan makanan atau pangan dimana setiap individu mampu memperolehnya sebagai kebutuhan dasar. Ketahanan pangan dapat tercipta jika individu mendapatkan kebutuhan pangan atau makanan yang bergizi dan memberikan manfaat untuk dirinya serta aman di konsumsi. Indonesia sebagai negara agraris tentu memiliki banyak sumber daya alam yang dapat diolah menjadi suatu kebutuhan pokok masyarakat, namun seiring berjalannya waktu kondisi ketahanan pangan di Indonesia kian memburuk dikarenakan semakin berkurangnya lahan – lahan pertanian yang menjadi tempat kebutuhan pokok masyarakat di produksi akibat peralihan fungsi lahan pertanian yang semakin marak akhir – akhir ini. Ditambah lagi dengan terus meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia sehingga tentu menuntut lebih banyak lagi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, sehingga diprediksi ketahanan pangan di Indonesia akan semakin memburuk. Tentu ini menjadi suatu kewajiban serta tugas yang berat bagi pemerintah untuk mengatasi masalah pangan di Indonesia. Sangat diperlukan kebijakan – kebijakan yang efisien untuk mengatasinya dan perlu perencanaan yang matang setidaknya untuk mengurangi hingga dapat menghilangkan masalah ketahanan pangan ini dari tahun ke tahun.
Dikutip dari situs berita antaranews.com dipaparkan bahwa ada beberapa masalah yang dihadapi mengenai ketahanan pangan di Indonesia, yaitu upaya untuk meningkatkan sejumlah komoditas unggulan pertanian seperti beras, jagung, kedelai, gula menuju swasembada dan swasembada berkelanjutan, masih ditemuinya kasus kekurangan produksi di sejumlah daerah serta stabilitas harga yang masih menjadi masalah. Menurut Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso yang mengatakan bahwa ada 3 hal yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ketahanan pangan, 3 hal tersebut meliputi aspek ketersediaan, keterjangkauan dan pendistribusian. Jika ketiga hal tersebut dapat dipenuhi dan diantisipasi serta distribusi bisa ke mana-mana lalu harga terjangkau, maka ketahanan pangan dapat dijangkau, begitu menurut Sutarto.

Kebutuhan Pangan

Petani memang berada pada posisi strategis dalam ketahanan pangan, sebagai konsumen juga sebagai produsen, tetapi apakah hanya petani yang berupaya untuk mewujudkan ketahanan pangan? Selain petani tentu pemerintah juga harus turut serta dalam mengambil keputusan serta menentukan kebijakan apa yang perlu dilakukan. Penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian, serta terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang menyebabkan upaya mewujudan ketahanan pangan masih belum dapat terwujud.
Oleh karena itu, perlu penyelesaian yang efektif dalam menangani masalah ketahanan pangan ini, tidak hanya dilimpahkan kepada petani tetapi juga pemerintah yang memiliki kewajiban besar untuk mengatasi masalah – masalah yang ada. Semoga ke depannya, ketahanan pangan di Indonesia lebih baik lagi.



Referensi:
http://www.antaranews.com/berita/188121/presiden-memaparkan-sembilan-masalah-ketahanan-pangan

http://economy.okezone.com/read/2015/06/10/320/1163072/tiga-jurus-menjaga-ketahanan-pangan

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. Bahan Ajar Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Kenari.