JellyPages.com

Jumat, 29 Mei 2015

Pergerakan Industrialisasi di Indonesia


Topik  : 12. Industri dan Industrialisasi
  
Sektor industri menjadi sebuah sektor yang makin marak beberapa tahun terakhir ini, alasannya mungkin agar perekonomian dalam negeri dapat bersaing dengan perekonomian luar negeri yang semakin maju. Sektor industri ini sendiri sekarang telah menjadi sumber pendapatan negara yang utama dan menjadi penggerak perkonomian negara kita. Industrialisasi ini dipercaya menjadi sebuah awal kemakmuran bagi suatu negara yang mengembangkannya. Pertumbuhan ekonomi berjalan seiring meningkatnya kecanggihan di zaman modern ini sehingga menuntut sebuah negara untuk tidak kalah dalam hal industri. Dalam perkembangannya industrialisasi memiliki tujuan: memanfaatkan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang ada, membuaka lapangan pekerjaan, menambah devisa negara serta mempercepat pergerakan ekonomi negara. Namun dalam perkembangannya, terdapat faktor – faktor yang dapat menghambat industrialisasi seperti, terbatasnya dana pemerintah, kualitas sumber daya manusia yang masih kurang, serta terbatasnya teknologi yang dimiliki. Hambatan tersebut sudah harus dapat diatasi jika menginginkan perkembangan pesat dalam industrialisasi di Indonesia. Selain hambatan ada pula faktor yang dapat membangkitkan industrialisasi kita, seperti ideologi yang baik, kepemimpinan dari pemerintah yang tegas, serta inovasi dalam struktur organisasi. Seorang pengamat ekonomi menurutnya, sektor industri dapat menjadi pengganti sektor komoditas yang sedang jatuh harganya, dengan begitu sektor industri merupakan sektor efektif yang harusnya dikembangkan secara baik, namun hal tersebut terdapat kendala yaitu pertumbuhan investasi yang belum mendorong sektor industri, penyebabnya dikarenakan pemerintah yang belum memiliki strategi industrialisasi yang baik.

Sektor Industri
Dikutip dari situs berita antaranews.com pada tahun 2013 kemenperin merencanakan strategi untuk mempercepat perkembangan industrialisasi di Indonesia menyusul dengan akan diselenggarakannya AEC 2015 yang mana akan membuat persaingan dalam perekonomian akan semakin meningkat. Strategi kemenperin tersebut yaitu, mendorong partisipasi dunia usaha dalam pembangunan infrastruktur, percepatan proses pengambilan untuk menyelesaikan hambatan birokrasi, reorientasi kebijakan ekspor bahan mentah dan sumber energi, mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing, serta yang terakhir meningkatkan integrasi pasar domestik. Strategi yang telah dikemukakan tersebut diharapkan dapat menjadi awal berkembangnya industrialisasi di Indonesia ke depannya.
Sebagai warga negara tentunya mendukung segala yang menjadi keputusan negara selama keputusan tersebut dapat membawa perkembangan perekonomian Indonesia kearah yang lebih baik dan dapat mensejahterakan rakyatnya.
Oleh karena itu, segala kegiatan evaluasi dan pembelajaran perlu diperhatikan dan dilakukan dengan baik agar apa-apa saja yang menjadi kekurangan dan penghambat suatu negara untuk berkembang perekonomiannya dapat diketahui dan diatasi.



Referensi:
http://www.antaranews.com/berita/381734/lima-strategi-kemenperin-percepat-industrialisasi-nasional


Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. Bahan Ajar Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Kenari.

Jumat, 22 Mei 2015

Bagaimana Jalannya Perekonomian Hijau Serta Tantangan yang Dihadapi


Topik  : Perekonomian Hijau Indonesia

Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki banyak keanekaragaman budaya, suku, serta adat, tidak hanya itu Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan bervariasi. Bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang sesungguhnya bila diolah dan dimanfaatkan sebaik – baiknya maka perlahan – lahan dapat menjadikan Indonesia menjadi negara maju yang kita harapkan, hoping someday! Keanekaragaman hayati tersebut diantaranya hutan – hutan di Indonesia yang banyak dan berpotensi. Banyaknya hutan yang memiliki tumbuhan yang sangat beragam membuat negara lain menyebut hutan kita sebagai paru – paru dunia, tentu itu menjadi sebuah kebanggan yang harus diapresiasi dengan kita terus menjaga dan melestarikan hutan – hutan tersebut, karena itu tidak hanya bermanfaat untuk negara kita sendiri melainkan negaa lain juga ikut merasakan manfaatnya. Namun faktanya kita belum mampu menjaga hutan – hutan tersebut dengan baik, karena mindset masyarakat yang masih berpikir pada keuntungan yang didapatkan dengan mengalihfungsikan hutan menjadi perkebunan, lahan tambang, serta pabrik – pabrik industri yang mana membuat hutan tersebut ditebang sembarangan, serta dilakukan pembakaran hutan, sehingga semakin lama hutan kita semakin berkurang. Bahkan negara lain bersedia membayar agar kita sebagai rakyat Indonesia menjaga dan melestarikan “paru – paru dunia” kita, dengan kata lain negara lain bersedia membayar oksigen – oksigen yang dikeluarkan hutan Indonesia untuk dirasakan manfaatnya bersama. Dengan begitu pemerintah berupaya dengan menerapkan perekonomian hijau dengan maksud memperbaiki serta mengurangi kerusakan – kerusakan alam yang terjadi di lingkungan. Perekonomian hijau ini juga dapat dipandang sebagai perekonomian baru yang mana dapat memberikan manfaat seperti, mendorong peningkatan pendapatan dan lapangan pekerjaan, serta dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Perekonomian hijau disini memiliki maksud yaitu, kegiatan ekonomi serta pemanfaatan sumber daya alam yang dapat dilakukan selama itu tidak merusak lingkungan. Menteri kehutanan periode sebelumnya MS Ka’ban menurutnya, rasanya tidak adil negara maju sebagai produsen emisi dan rumah kaca tidak ikut berkontribusi dalam pelestarian hutan – hutan di Indonesia yang disebut sebagai “paru – paru dunia” ini, jadi memang sewajarnya Indonesia diberikan kompensasi atau bayaran untuk menjaga hutan – hutan yang ada.

Perekonomian Hijau

Dikutip dari situs berita viva.co.id yang mengatakan bahwa terdapat tantangan bagi perekonomian hijau di Indonesia, Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, memaparkan, tantangan tersebut antara lain, masih banyaknya industri yang menggunakan teknologi tua. Kemampuan industri dalam mengembangkan teknologinya juga masih terbatas. Tantangan lain seperti kualitas SDM yang masih rendah serta kurangnya insentif pemerintah juga masih menjadi kendala. Sehingga penerapan ekonomi hijau belum bisa diimplementasikan secara maksimal.
Dengan adanya tantangan di dalam menerapkan perekonomian hijau di Indonesia tentu menjadi kendala namun jika pemerintah serta masyarakat dapat bersama–sama mengevaluasi dan berupaya melewati tantangan tersebut, pasti ekonomi hijau dapat terlaksana dengan baik dan terimplementasi secara maksimal.
Untuk itu, sebagai upaya yang dilakukan pemerintah diharapkan melakukan kebijakan – kebijakan untuk memecahkan tantangan tersebut agar tidak menjadi kendala yang berarti.


Referensi:
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/618907-tantangan-dan-peluang-ekonomi-hijau-di-indonesia

http://www.hobgreeneconomy.org/id/gambaran-dan-pemodelan-ekonomi-hijau


Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. Bahan Ajar Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Kenari.



Minggu, 17 Mei 2015

Pengaruh Neraca Berjalan dalam Perdagangan Terhadap Perekonomian


Topik  : 10. Arah Kebijakan Ekonomi Indonesia dalam Perdagangan dan Investasi Riil

Dalam ruang lingkup perekonomian suatu negara banyak aspek – aspek yang mempengaruhi bagaimana ekonomi tersebut berkembang, dalam menjalankan perekonomian tentu perlu aturan – aturan serta kebijakan – kebijakan guna mengatur jalannya sebuah sistem perekonomian negara, dengan begitu terdapat kebijakan, yaitu kebijakan perdagangan dalam negeri, kebijakan perdagangan luar negeri, dan kebijakan investasi riil. Dalam perdagangan antar negara yang menjadi patokan atau dasar kita mengetahui apakah kita mengalami surplus atau defisit adalah dengan melihat neraca berjalan. Neraca berjalan merupakan ukuran terbesar dalam perdagangan kita. Yang menjadi permasalahan disini mengapa kita selalu mengalami defisit? Negara yang mengalami defisit neraca berjalan menunjukkan perekonomiannya tergantung pada impor dengan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi, seperti negara kita ini, dan pada negara yang mengalami surplus neraca berjalan menunjukkan bahwa perekonomiannya tergantung pada penerimaan hasil ekspor namun tingkat permintaan masyarakat yang lemah. Untuk itu agar kita tidak selalu mengalami defisit upaya pembatasan impor harus dilakukan agar perekonomian negara kita tidak bergantung pada impor dan meningkatkan ekspor agar pendapatan negara bertambah. Sebenarnya, selama ini defisit neraca berjalan kita berhasil ditutupi oleh kinerja neraca perdagangan, namun neraca perdagangan ini sendiri surplusnya tidak begitu besar. Faktor yang membuat defisit diantaranya, kinerja neraca jasa, dan pendapatan jasa yang belum maksimal. Upaya untuk mengurangi defisit neraca berjalan turut dilakukan, pemerintah berusaha meningkatkan ekspor sehingga transaksi berjalan dapat mengalami surplus. Seperti dikutip merdeka.com, menteri keuangan mengatakan pemerintah akan meringankan beban ekspor bahan mineral yang selama ini dikenakan aturan bea keluar sebesar 20%, caranya dengan tidak membatasi kuota ekspor bahan mineral. Upaya – upaya tersebut dilakukan agar defisit bisa dikurangi atau bahkan dihindari.
Sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, mengapa tidak kita kelola dengan baik sumber daya alam serta sumber daya manusia yang kita miliki dan jika kita mengolah kekayaan alam yang ada dengan baik, dengan begitu kita bisa meningkatkan ekspor kita dan mengurangi impor agar neraca berjalan kita mengalami surplus.
Oleh karena itu, solusi untuk defisit yang kita alami adalah meningkatkan ekspor dan mengurangi impor serta pemerintah harus terus melaksanakan kebijakan – kebijakan fiskal serta moneter dengan cara meningkatkan produksi barang dan jasa dengan mutu yang baik dan meningkatkan pajak impor barang – barang mewah agar permintaan impor berkurang.


Referensi:
http://lampost.co/berita/nilai-tukar-dan-transaksi-berjalan-kita

http://www.merdeka.com/uang/perbaiki-neraca-perdagangan-ekspor-bahan-mineral-dibuka-lebar.html

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. Bahan Ajar Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Kenari.

Minggu, 10 Mei 2015

Besarnya Pengaruh Sektor Luar Negeri di Indonesia


Topik  : 9. Peran Sektor Luar Negeri Pada Perekonomian Indonesia

Dalam perkembangannya, perekonomian Indonesia tentu didasari dan dijalani dalam berbagai sektor, ada sektor yang dijalankan oleh pemerintah yaitu sektor dalam negeri dan juga sektor luar negeri yang merupakan hasil kerjasama pemerintah dengan pihak luar. Lebih dominan manakah antara sektor dalam negeri dengan luar negeri dalam membantu perkembangan ekonomi di Indonesia? Kedua sektor tersebut tentu menjalankan tugas secara berkesinambungan, keduanya memiliki hubungan dimana jika salah satu dari sektor tersebut tidak berjalan dengan baik maka perekonomian pun tidak berjalan dengan baik pula. Karena itu kedua sektor tersebut harus dijalankan secara seimbang dan tidak berat sebelah. Yang akan dibahas disini bagaimanakah peran sektor luar negeri dalam perekonomian Indonesia, sebagai contoh sektor luar negeri dalam perdagangan antar negara, tentu kegiatan ekspor - impor atau perdagangan antar negara tersebut berperan sangat penting untuk mengembangkan perekonomian, ekspor - impor tersebut dilakukan di berbagai sektor seperti pertanian, industri, dll. Peran sektor luar negeri itu sendiri adalah dapat meningkatkan keuangan nasional, menambah devisa negara, meningkatkan investasi, serta memperkuat perdagangan Indonesia dalam persaingan global.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Keunggulan dari peran yang dimiliki oleh sektor luar negeri diantaranya lebih cepat pulih jika mengalami krisis ekonomi dibandingkan dengan sektor dalam negeri. Saat ini yang mendominasi untuk perdagangan antar negara dipegang oleh ekspor di sektor pertanian, namun untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tentu dengan melalui investasi, seperti dikutip dari republika.co.id, ketua BKPM yang mengatakan “Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sebesar 5,1 persen, Untuk mencapai perekonomian yang kokoh dan stabil, perekonomian kita harus tumbuh sebesar 7-8 persen. Untuk mencapai pertumbuhan tersebut tentunya melalui investasi,” untuk itu sektor luar negeri sangat perlu diperhatikan dan dikembangkan agar perekonomian yang stabil dapat tercapai.
Jika kita lihat bahwa akan diadakannya AEC 2015 memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat, persaingan dalam ekonomi akan semakin gencar ditambah lagi dengan warga negara asing yang ikut bergabung tentunya memberikan perubahan yang sangat jauh berbeda, karena persaingan yang semakin ketat menuntut warga negara Indonesia untuk lebih unggul dibanding WNA nanti yang akan masuk ke Indonesia jika tidak ingin kalah saing dan tenggelam usahanya. Diadakannya AEC ini juga menunjukkan bahwa peran sektor luar negeri dalam perekonomian negara kita semakin besar dan tentunya harus dihadapi dengan bijaksana dan sesuai aturan, agar peran sektor dalam negeri tidak tenggelam dan tetap seimbang dengan peran sektor luar negeri.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu dibekali pengetahuan dan sosialisasi tentang AEC ini, kita harus mengubah mindset atau cara pandang kita dalam menghadapi persaingan ekonomi dari AEC 2015 ini. Daya saing kita terutama pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) perlu ditingkatkan agar dapat terus menjalankan usahanya tanpa harus kalah saing.


Referensi:
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/02/26/nkd9ap-bkpm-dorong-peran-aktif-perwakilan-bkpm-di-luar-negeri

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/mikro/13/12/09/mxjbx3-hadapi-mea-2015-ukm-harus-dibantu

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. Bahan Ajar Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Kenari.